Kamis, 28 November 2013

BRAND BUILDING


A. Merk/Brand
Merk adalah nama, istilah simbol atau desain khusus atau beberapa kombinasi unsur – unsur ini yang dirancang untuk mengidentifikasikan barang atau jasa yang ditawarkan penjual. [Stanton dan Lamarto (1994:269 )]

Merk adalah cara membedakan sebuah nama dan/atau simbol seperti logo, trademark, atau desain kemasan yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan produk atau jasa dari satu produsen atau satu kelompok produsen dan untuk membedakan produk atau jasa itu dari produsen pesaing. (Aaker, 1991)

Merk memiliki beberapa element yaitu  Nama, Logo, Symbol, Desain, Slogan, dan Kemasan.
Beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam pemilihan elemen merek:
1. Mudah diingat
Artinya elemen merek yang dipilih hendaknya yang mudah diingat, dikenali, dan disebut/diucapkan. Simbol, logo, nama yang digunakan hendaknya menarik, unik sehingga menarik perhatian masyarakat untuk diingat dan dikonsumsi.
2. Memiliki makna
Artinya elemen merek hendaknya mengandung sebuah makna maupun penjelasan/ deskripsi dari produk. Diharapkan makna ini dapat mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut.
Deskripsi makna yang terkandung dapat berupa:
a. informasi umum tentang kategori dan isi dari produk
b. informasi tentang komposisi penting yang ditonjolkan produk dan manfaat dari produk.
3. Menarik dan lucu
Pendekatan lain untuk menarik perhatian konsumen adalah dengan variasi elemen merek yang unik, lucu, pemilihan elemen yang kaya akan visualisasi dan imajinasi. Dalam hal ini yang ditonjolkan adalah desain yang menarik dan lucu.
4. Fleksibel
Artinya elemen merek dapat dimengerti dan tetap dapat diterima oleh daerah/pasar, bahkan budaya lain. Nama yang digunakan pun tidaklah terlalu sulit untuk diterjemahkan. Seringkali pemilihan elemen merek mudah diingat oleh masyarakat lokal, namun sangatlah sulit dimengerti oleh masyarakat lain. Hal ini tentunya akan menghambat produsen untuk masuk dalam pasar yang baru.
5. Legal
Artinya brand elemen tersebut sah menurut hukum dan undang–undang yang berlaku, sehingga berada di bawah perlindungan hukum.


B. Strategi Merek
1. Lakukan perluasan lini (Line Extension)
Perluasan lini dapat dilakukan para pelaku usaha dengan cara menambahkan varian baru pada produk mereka. Hal ini sengaja dilakukan untuk memperluas target pasar yang mereka bidik dan menguatkan merek tersebut di kalangan masyarakat luas.
2. Perluasan merek (Brand Extension).
Strategi ini sering dilakukan beberapa perusahaan besar untuk menguasai pasar. Mereka memanfaatkan merek yang sudah dikenal banyak orang, untuk mengeluarkan produk baru guna menjangkau pangsa pasar yang lebih luas.
3. Gunakan strategi multi-merek (Multibrand).
 Selain menambahkan varian baru pada produk Anda, salah satu strategi pemasaran lainnya yang bisa digunakan yaitu menggunakan tambahan merek untuk kategori produk yang sama. Strategi ini dilakukan para pengusaha untuk menarik minat konsumen dari berbagai kalangan.
4. Luncurkan merek baru (New Brand).
Jika sebuah perusahaan meluncurkan sebuah produk baru dalam kategori baru, namun tidak memungkinkan untuk menggunakan merek yang sudah ada. Maka tidak ada salahnya jika mereka menawarkan sebuah merek baru bagi produk yang akan mereka luncurkan.
5. Gunakan merek bersama.
Yang dimaksud dengan merek bersama yaitu menggabungkan dua atau lebih merek yang sudah terkenal dalam sebuah penawaran. 

C. Ekuitas Merek (Brand Equity)
1. Susanto dan Wijanarko (2004), ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu barang atau jasa kepada perusahaan atau pelanggan (p. 127).
2. East (1997), “Brand equity or brand strength is the control on purchase exerted by a brand, and, by virtue of this, the brand as an asset that can be exploited to produce revenue” (p. 29).
Artinya ekuitas merek atau kekuatan merek adalah kontrol dari pembelian dengan menggunakan merek, dan, kebaikan dari merek, merek sebagai aset yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan pendapatan.
3. Kotler dan Armstrong (2004), “Brand equity is the positive differential effect that knowing the brand name has on customer response to the product or service” (p. 292).

Dengan kata lain Brand Equity adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Ekuitas merek berbasis-pelanggan (customer-based brand equity) adalah pengaruh diferensial yang dimiliki pengetahuan merek atas respons konsumen terhadap pemasaran merek tersebut.

Manfaat dari Brand Equity :
1). Adanya loyalitas yang memungkinkan konsumen untuk membeli produk dari brand tersebut secara berulang.
2). Merek yang kuat memungkinkan brand tersebut memberikan harga yang tinggi untuk produknya (premium) 
3). Merek yang kuat memungkinkan memberikan kredibilitas yang tinggi terhadap produk lain yang menggunakan merek itu. return yang diperoleh brand tersebut akan lebih tinggi.
4). Merek yang kuat memperlihatkan diferensiasi dengan pesaing yang jelas, bernilai dan berkesinambungan.
5). Merek yang kuat memiliki fokus internal yg jelas.
6). Jika terjadi kesalahan terhadap produk yang dikeluar, merek yang kuat akan tetap mendapat toleransi dari konsumen karena unsur loyalitas dari konsumen atau konsumen yang sudah mencintai brand tersebut.
7). Merek yang kuat akan lebih banyak mendatangkan karyawan - karyawan yang berkualitas dan dapat mempertahankan karyawan tersebut.
8). Merek yang kuat dapat menarik konsumen untuk hanya menggunakan faktor merek dalam pengambilan keputusan pembelian.

Brand Equity dibagi Manjadi 5 kategori yaitu :
1. Loyalitas merek (Brand Loyalty) 
Mencerminkan bagaimana seorang konsumen beralih ke produk lain jika terjadi perubahan harga maupun perubahan unsur-unsur produk.

Loyalitas memiliki tingkatan sebagaimana dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
1. Tingkat loyalitas yang paling dasar adalah pembeli tidak loyal atau sama sekali tidak tertarik pada merek-merek apapun yang ditawarkan.
2. Tingkat kedua adalah para pembeli merasa puas dengan produk yang digunakan, atau minimal tidak mengalami kekecewaan.
3. Tingkat ketiga berisi orang-orang yang puas, namun memikul biaya peralihan (switching cost), baik dalam waktu, uang atau resiko sehubungan dengan upaya untuk melakukan pergantian ke merek lain.
4. Tingkat keempat adalah konsumen benar-benar menyukai merek tersebut.
Tingkat teratas adalah para pelanggan yang setia. Para pelanggan mempunyai suatu kebanggaan dalam menemukan atau menjadi pengguna suatu merek. Merek tersebut sangat penting bagi pelanggan baik dari segi fungsinya, maupun sebagai ekspresi mengenai siapa pelanggan sebenarnya(commited buyers).



2. Kesadaran merek (Name/ Brand Awareness) 
Merupakan kesanggupan konsumen untuk mengenali atau mengingat kembali suatu merek.

4 tingkatan brand awareness yaitu:
1. Unaware of brand (tidak menyadari merek)
Tingkat paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.
2. Brand recognition (pengenalan merek)
Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat seorang pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian.
3. Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek)
Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk.
Hal ini diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa bantuan, karena berbeda dari tugas pengenalan, responden tidak perlu dibantu untuk memunculkan merek tersebut.
4. Top of mind (puncak pikiran)
Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan pengingatan dan orang tersebut dapat menyebutkan satu nama merek, maka merek yang paling banyak disebutkan pertama kali merupakan puncak pikiran. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada di dalam benak konsumen.

Ada 4 indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh konsumen aware terhadap sebuah brand antara lain:
1. Recall 
yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengingat ketika ditanya merek apa saja yang diingat.
2. Recognition 
yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek tersebut termasuk dalam kategori tertentu.
3. Purchase 
yaitu seberapa jauh konsumen akan memasukkan suatu merek ke dalam alternatif pilihan ketika akan membeli produk/layanan.
4. Consumption 
yaitu seberapa jauh konsumen masih mengingat suatu merek ketika sedang menggunakan produk/layanan pesaing.
3. Kesan kualitas (Perceived Quality) 
Mencerminkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud yang diharapkan.

4. Assosiasi merek (Brand Associations) 
Mencerminkan pencitraan suatu merk terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografis, harga, pesaing, selebritis, dan lain-lain.

Fungsi Brand Association
Menurut Durianto, et al (2004a, p.69-70) terdapat beberapa fungsi asosiasi merek
seperti sebagai berikut:
1. Help process or retrieve information (membantu proses penyusunan informasi)
Asosiasi – asosiasi dapat membantu mengikhtisarkan sekumpulan fakta dan spesifik yang mungkin sulit diproses dan diakses oleh pelanggannya dan dapat menjadi mahal bagi perusahaan untuk mengkomunikasikannya. Sebuah asosiasi dapat menciptakan informasi bagi pelanggan yang memberikan suatu citra untuk menghadapinya.
2. Differentiate (diferensiasi atau posisi)
Suatu asosiasi dapat memberikan landasan yang penting bagi upaya pembedaan suatu merek dari merek lain.
3. Reason to buy (alasan untuk membeli)
Brand association membangkitkan berbagai atribut produk atau manfaat bagi konsumen (consumer benefit) yang dapat memberikan alasan spesifik bagi konsumen untuk membeli dan menggunakan merek tersebut.
4. Create positive attitude/feelings (menciptakan sikap atau perasaan positif)
Berbagai asosiasi mampu merangsang suatu perasaan positif yang pada gilirannya ke merek yang bersangkutan. Asosiasi–asosiasi tersebut dapat menciptakan perasaan positif atas dasar pengalaman sebelumnya serta pengubahan pengalaman tersebut menjadi suatu yang lain daripada yang lain.
5. Basis for extensions (landasan untuk perluasan).
Suatu asosiasi dapat menghasilkan landasan bagi suatu perluasan dengan menciptakan rasa kesesuaian (sence of fit) antara merek dan sebuah produk baru, atau dengan menghadirkan alasan untuk membeli produk perluasan tersebut.

Tipe-Tipe Brand Association
Durianto, et al (2004a, p.70-72), ada beberapa tipe asosiasi yang dapat digunakan sebagai landasan dalam menentukan brand association yang bisa membentuk citra merek (brand image) suatu merek. Beberapa tipe asosiasi yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Product attributes (atribut produk),
2. Intangibles atributes (atribut tak berwujud)
3. Customers benefit (manfaat bagi pelanggan)
4. Relative price (harga relatif)
5. Application (penggunaan)
6. User/customer ( pengguna/pelanggan)
7. Celebrity/person (orang terkenal/khalayak)
8. Life style or personality( gaya hidup atau kepribadian)
9. Product class (kelas produk).
10. Competitor (para pesaing)
11. Country and geographic area (negara dan wilayah geografis)


5. Aset-aset merek lainnya (Other Proprietary Brand Assets) 
Aset-aset merek lainnya akan sangat bernilai jika aset-aset itu menghalangidan mencegah para kompetitor menggerogoti loyalitas konsumen. Aset-aset merek lainnya seperti hak paten, cap dagang, dan saluran hubungan, rahasia teknologi, rahasia bisnis, akses khusus terhadap pemasaok/pasar, dll.



Rabu, 09 Oktober 2013

Positioning : Iklan "MIZONE ALL VARIANT" dengan iklan "MIZONE UR FLAVA"

Iklam PERTAMA :

Iklan KEDUA :


Mari kita liat positioning yang dilakukan MIZONE pada iklan tersebut:

Mizone merupakan minuman penyegar isotonik. Iklan pertama mengilakankan produk mizone all variant, sedangkan yang kedua adalah variant baru yang dikeluarkan mizone yaitu mizone ur flava. Pada iklan diatas terlihat jelas sekali bahwa target market mereka adalah semua kalangan namun lebih dikekankan pada kalangan pekerja kantoran dan remaja remaja yang aktif. Maizone konsisten pada iklan pertama dan kedua, yaitu para pemainnya berakting sambil menari tanpa dialog, sehingga image yang ingin di timbulkan oleh mizone adalah apabila seteleh meminum mizone badan kembali segar kembali bahkan sampai dapat menari dengan gembira walupun telah lelah dengan keseharian para konsumen yang padat ditambah dengan tagline mizene yaitu “BANTU BADAN, PIKIRAN SEMANGAT OK LAGI!” membuat semakin meyakinkan masyarakat dengan manfaat yang diperoleh setelah meminum mizone. Mizone juga ditujukan untuk kalangan menengah dengan harga yang relatif murah dari pada harga para pesaing yang juga mengeluarkan minuman isotonik yang sama.

Dalam setiap iklan mizone tersebut menonjolkan warna warna yang menjadi color corporate meraka yaitu biru dan orange dengan sangat kental, sehingga masyarakat tanpa sadar akan mengenal bahwa bila melihat warna warna tersebut akan mengingat mizone. Mizone juga sempat mengadakan sayembara dengan meminum mizon seharian maka madan tidak akan lelah dan selalu fit selama beberapa lama dan itu cukup membuat presepsi masyarakat akan mizone menjadi kuat bahwa setelah meminum mizone maka segar dan dengan adanya sayembara itu membuat menarik minat konsumen untuk membeli mizone.

Dengan segementasi kalangan menengah yang diusung maka mizone dapat ditemukan diberbai tempat baik disupermarket bahkan sampai pedagang keliling, pedagang keliling tersebut menurut saya memberika pengaruh besar untuk mizone melekat diingantan masyarakat dengan logat khas yang dikeluar pedangang keliling tersebut sehingga masyarakat hapal dengan lisan dan image yang ingin dibangun mizone bahwa mereka adalah minuman penyegar yang murah dengan kualitas yang tidak murahan. Positioning yang dilakukan menurut saya cukup melekat dikalangan masyarakat sebab mizone selalu ada dalam setiap acara outdoor seperti konser yang tanpa dipungut biaya untuk masyarakat atau ditempat temapat keramaian, yang dibawa oleh pedagang dengan logat khasnya walaupun bukan bagian dari sponsor atau apapun dengan begitu masyarakat dapat mempresepsikan bahwa mizone minuman penyegar dikala lelah dengan harga yang cukup terjangkau.

MACAM MACAM BENTUK PROMOSI

Berikut adalah macam macam bentuk promosi :
1.      Advertising
Menurut Kotler (2002:658), periklanan didefinisikan sebagai bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara nonpersonal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Secara garis besar Advertising adalah bentuk promosi non personal dengan menggunakan berbagai media yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
Iklan memiliki beberapa karakteristik, antara lain:
  • Suatu bentuk komunikasi yang berbayar.
  • Nonpersonal komunikasi.
  • Menggunakan media massa sebagai massifikasi pesan.
  • Menggunakan sponsor yang teridentifikasi.
  • Bersifat mempersuasi khalayak.
  • Bertujuan untuk meraih audiens sebanyak-banyaknya.
Berdasarkan tujuannya, iklan diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yakni:
1.      Iklan Informatif (Informative Advertising)
Bertujuan untuk membentuk atau menciptakan kesadaran/pengenalan dan pengetahuan tentang produk atau fitur-fitur baru dari produk yang sudah ada.
2.      Iklan Persuasif (Persuasive Advertising)
Bertujuan untuk menciptakan kesukaan, preferensi dan keyakinan sehingga konsumen mau membeli dan menggunakan barang dan jasa.
3.    Iklan Reminder (Reminder Advertising)
Bertujuan untuk mendorong pembelian ulang barang dan jasa, Menjaga kesadaran akan produk (consumer’s state of mind), Menjalin hubungan baik dengan konsumen.
Berdasarkan macam media yang digunakan, maka advertensi dibedakan menjadi:
a)    Advertensi Cetak seperti koran, majalah, dll.
b)    Advertensi Elektronika seperti website, radio, televisi, dll.
c)    Transit Advertensing seperti buletin, poster/spanduk, stiker, dll.
d)   Kiriman Langsung yaitu barang cetakan yang dikirim langsung melalui pos kepada calon pembeli yang memang sudah target.
e)    Advertensi Khusus yaitu segala macam barang yang bentuknya berupa hadiah.
  
2.        Personal Selling
Bentuk promosi secara personal dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian. Penjualan tatap muka adalah kegiatan mempromosikan suatu produk dengan cara mendatangi ke tempat konsumen berada.
Menurut Kotler (2000), “penjualan perorangan (personal selling), yaitupenyajian atau presentasi pribadi oleh tenaga penjual perusahaan dengan tujuanmenjual dan membina hubungan dengan pelanggan”.
Selanjutnya Tjiptono (2004) menyatakan bahwa beberapa fungsi-fungsipenjualan perorangan, yaitu:
1.      Prospecting yaitu mencari pembeli dan menjalin hubungan dengan mereka.
2.      Targeting yaitu mengalokasikan kelangkaan waktu penjual demi pembeli.
3.      Communicating yaitu memberi informasi mengenai produk perusahaan kepadapelanggan.
4.     Selling yakni mendekati, mempresentasikan dan mendemonstrasikan, mengatasiperubahan serta menjual produk kepada pelanggan.
5.      Servicing yakni memberikan berbagai jasa dan pelayanan kepada pelanggan.
6.      Information gathering yakni melakukan riset dan intelijen pasar.
7.      Allocating yaitu menentukan pelanggan yang dituju.

3.      Sales Promotion
Promosi penjualan (sales promotion) adalah bentuk persuasi langsung melaluipenggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produkdengan segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.
Menurut definisi Kotler, 2000 Promosipenjualan (sales promotion) yaitu insentif jangka pendek untuk mendorongpembelian atau penjualan dari suatu produk dan jasa. “Promosi penjualan termasuk berbagai jenis peralatan yang mempunyai sifat unik seperti kupon, perlombaan,pemotongan harga, hadiah dan lain-lain”.
Tujuan-tujuan promosi penjualan tersebut dapat digeneralisasikan sebagaiberikut:
1. Meningkatkan permintaan dari para pemakai industrial dan/atau konsumen akhir.
2. Meningkatkan kinerja pemasaran perantara.
3. Mendukung dan mengkoordinasikan kegiatan personal selling dan iklan.
Promosi penjualan dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai,sebagai berikut:
1.      Customer promotion,
yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk merangsang/mendorong pelanggan untuk membeli.
2.      Trade promotion,
yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk mendorong/merangsang pedagang grosir, pengecer, eksportir, dan importir untuk memperdagangkan barang/jasa dari sponsor.
3.      Sales force promotion,
yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk memotivasiarmada penjual.
4.      Business promotion,
yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk memperoleh pelanggan baru, mempertahanan kontak hubungan dengan pelanggan memperkenalkan produk baru, menjual lebih banyak kepada pelanggan lama danmendidik pelanggan.
Adapun alat -alat yang digunakan dalam sales promotion antara lain :
a)      Sampel/contoh, dalam berpromosi jangan ragu-ragu untuk memberi sampel.
b)  Kupon/voucher, yaitu sertifikat hak potongan kepada pemegangya sehingga menghemat pembelian produk tertentu.
c)      Premi, yaitu barang yang ditawarkan dengan harga yang sangat rendah.
d)    Paket Harga, yaitu produk harga yang memuat harga lebih rendah daripada harga biasanya apabila Pembeli membeli produk tersebut dengan jumlah yang sudah ditentukan.
e)   Tawaran Uang Kembali, yaitu tawaran pengembalian uang apabila terjadi ketidaksesuaian produk dengan harga/terjadi kerusakan pada produk yang dibeli berdasarkan produknya.
f)       Promosi Dagang, yaitu Penawaran potongan harga dalam jangka waktu tertentu.
g)    Undian, yaitu konsumen diajak untuk mengumpulkan label yang memuat nama produk untuk kemudian diundi dan mendapat hadiah.
h)      Kontes, yaitu mengundang konsumen untuk mengikuti suatu perlombaan.

4.      Publishing
Publisitas adalah upaya perusahaan untuk mendukung, membina citraperusahaan yang baik, dan menangani atau menangkal isu, cerita dan peristiwayang dapat merugikan perusahaan yang dilakukan melalui pembinaan hubungandengan masyarakat (public relations)” (Kotler, 2000).
Jika dibandingkan dengan alat promosi lain seperti periklanan, publisitasmempunyai beberapa keuntungan antara lain:
a.     Dapat menjangkau orang-orang yang tidak mau membaca iklan. Pesan tersebutsampai kepada pembeli yang mungkin menghindari iklan dan wiraniaga karenapesan tersebut disampaikan sebagai berita bukan komunikasi yang diarahkankepenjualan.
b.   Dapat ditempatkan pada halaman depan dari sebuah surat kabar atau pada posisilain yang menyolok.
c.     Lebih dapat di percaya, apa bila sebuah surat Kabar atau majalah  mempublikasikan sebuah cerita, keliatan lebih otentik sebagai berita dan berita pada umumnya  lebih di percaya dari pada iklan
d.      Jauh lebih murah karena dilakukan secara bebas, tanpa dipungut biaya.
e.       Bersifat dramatis, sebab mempunyai potensi untuk mendramatisasi perusahaanatau produk.

5.      Direct marketing
Sistem marketing dimana organisasi berkomunikasi secara langsung dengan target customer untuk menghasilkan respons atau transaksi.  Respons yang dihasilkan bisa berupa inquiry, pembelian, atau bahkan dukungan.
Direct Marketing Strategi dan Media
Direct marketing menggunakan bermacam-macam media, seperti
·         Direct mail
Sering disebut sebagai junk mail atau surat yang tidak kita harapkan kedatangannya.
·         Catalog
Katalog cukup banyak digunakan oleh perusahaan dalam direct marketing, bahkan ada yang sepenuhnya tergantung pada katalog.
·         Broadcast media
Media yang paling digandrungi para direct marketers adalah TV dan radio.
·         Infomercial
Adalah iklan komersial yang berdurasi lama , mencapai 30-60 menit. Bentuk acaranya seperti program TV biasa.
·         Tv advertorial
Advertorial digunakan untuk menunjukkan pada pemirsa tentang seluk-beluk produk dalam acara TV sepanjang beberapa menit.
·         Teleshopping
Penggunaan saluran telepon gratis dikombinasikan dengan kartu kredit membuat peningkatan yang cukup signifikan pada pembelanjaan melalui televisi.
·         Print media
Koran dan majalah merupakan media yang sulit untuk digunakan sebagai alat direct marketing.
·         Telemarketing
Merupakan sales lewat telepon.
·         Electronic teleshopping
Merupakan belanja online dan penerimaan layanan informasi melalui PC. Internet shopping adalah media direct response yang digunakan oleh direct marketing tradisional sekalipun.

Setiap media mempunyai beberapa fungsi, tapi pada dasarnya mengikuti dua pendekatan ini:
• one-step approach, yaitu media digunakan secara langsung untuk memenuhi tujuan
• two-step approach, yaitu menggunakan beberapa macam medium untuk mencapai tujuan.

Referensi :

Selasa, 01 Oktober 2013

MENGENAL 4P

Dalam konsep pemasaran sangat mengenal 4P (product, price, place, promotion) secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Product.
Menurut Philip Kotler produk adalah sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, pembelian, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. Produk pula dapat berupa barang atau jasa. Produk sangat dipengaruhi oleh kekuatan pasar (supply vs demand). 
Cara termudah yang kita lakukan dalam menentukan produk adalah dengan membandingkan langsung produk sejenis seperti yang ingin dijual, dan melakukan riset kecil-kecilan ke target pasar mengenai kelebihan dan kekurangan dari produk tersebut. 
Penelitian pelanggan merupakan elemen kunci dalam membangun efektif bauran pemasaran. Pengetahuan kita tentang target pasar dan pesaing kita akan memungkinkan kita untuk menawarkan produk yang akan menarik bagi pelanggan dan menghindari kesalahan. 
Dan salah strateginya dengan cara diferensiasi produk. Diferensiasi produk berarti penciptaan suatu produk atau citra produk yang cukup berbeda dengan produk – produk yang telah beredar dengan maksud untuk menarik pelanggan. Kita mungkin dapat memanfaatkan peluang untuk menambah nilai melalui pengolahan, pengemasan, dan pelangganlayanan. Pertumbuhan di masa depan memungkinkan anda untuk menawarkan produk kepada pelanggan yang berbeda.

2. Price

Defini menurut Philip Kotler Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa. Secara lebih lwngkap harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa. 
Menentukan harga produk bisa rumit bahkan menakutkan disatu sisi, harga harus mendukung beragam biaya : biaya operasi, administrasi dan riset organisasi itu selain juga biaya pemasaran, seperti biaya iklan dan biaya penjual. Disisi lain, harga tidak dapat terlalu tinggi karena pelanggan dapat berpindah ke produk – produk pesaing. Harga merupakan elemen dari bauran pemasaran yang bersifat fleksibel. Beberapa keputusan harga mungkin melibatkan kompleks metode perhitungan, sementara yang lain adalah penilaian intuitif . Pilihan strategi penetapan harga harus didasarkan pada produk kita, permintaan pelanggan, lingkungan yang kompetitif, dan produk lain yang kita akan menawarkan. 
Dalam nentukan harga dapat mengikuti sejumlah harga strategi alternatif. berikutnya adalah 8 contohnya :
  • Cost-plus : 
Menambahkan persentase standar laba di atas biaya produksi suatu produk . Akurat menilai biaya tetap dan variabel merupakan bagian penting metode ini.
  • Value-based :
Berdasarkan nilai persepsi dari pembeli (bukan pada biaya kita). Persepsi pembeli tergantung pada semua aspek produk, termasuk faktor-faktor non - harga seperti kualitas ,
penyehatan , dan prestise.
  • Competitive :
Berbasis pada harga yang dibebankan oleh perusahaan persaing untuk produk yang bersaing.
  • Going-rate:
Pada umumnya dimana sebagian besar perusahaan memiliki sedikit atau tidak ada kontrol atas harga pasar .
  • Skimming : 
Melibatkan pengenalan produk harga tinggi untuk konsumen kaya. 
  • Discount : 
Berdasarkan penurunan harga yang diiklankan  . Kupon adalah contoh dari potongan harga .

    • Loss-leader : 
    Berdasarkan menjual dengan harga lebih rendah dari biaya produksi untuk menarik pelanggan ke toko untuk membeli produk lainnya .

      • Psychological : 
      Berbasis pada harga yang terlihat lebih baik , misalnya , Rp. 4,99 per pon bukannya Rp. 5.00 per pon.


      Harga merupakan salah satu "P" yang menghasilkan pendapatan, sementara tiga lainnya "P" dikenakan biaya.

      3.Place
      Menurut Philip Kotler tentang place adalah berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran. Dengan kata place sama dengan pendistribusikan produk untuk sampai kepelanggan. 
      Apa produk kita akan sangat mempengaruhi bagaimana kita mendistribusikannya. Keputusan penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk memberikan jasa kepada pelanggan melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan atau menyampaikan jasa kepada pelanggan dan dimana hal tersebut akan dilakukan. Penyampaian dalam perusahaan jasa harus dapat mencari agen dan lokasi untuk menjangkau populasi yang tersebar luas. 
      Sebagai salah satu variabel marketing mix, place / distribusi mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu perusahaan memastikan produknya, karena tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat.

      4.Promotion
      menurut Kotler yang dimaksud dengan promosi adalah meliputi semua kegiatan perusahaan
      menyanggupi untuk berkomunikasi dan mempromosikan produk target pasar.

      Tujuan promosi adalah untuk membuat orang memahami apa produk kita , apa yang bisa mereka gunakan untuk , dan mengapa mereka harus menginginkannya . Agar efektif , upaya promosi kita harus berisi pesan yang jelas ditargetkan kepada audiens yang spesifik dicapai melalui channel. Pesan kita harus konsisten dengan identitas pemasaran secara keseluruhan , mendapatkan perhatian target audiens ,dan mendapat respon yang kits inginkan , apakah itu untuk membeli produk atau untuk membentuk opini . 

      Promosi mungkin melibatkan periklanan, public relations, personal selling, dan promosi penjualan. Yang paling utama adalah periklanan . Metode periklanan untuk mempromosikan
      produk atau jasa meliputi berikut ini :
      • Radio
      • Televisi
      • Cetak
      • Elektronik (web)
      • Word of Mouth 
      • Generic

      Promosi penjualan adalah persembahan dirancang khususuntuk mendorong pembelian. Promosi mungkin termasuk sampel gratis, kupon, kontes, insentif, program loyalitas, hadiah. Target kita adalah penonton yang mungkin lebih mudah menerima satu metode daripada yang lain. Sumber tambahan promosi mungkin menghadiri atau berpartisipasi dalam pameran dagang , menyiapkan display di acara-acara umum, dan networking sosial di organisasi sipil dan bisnis.


      referensi :
      E-book Marketing’s Four P’s: First Steps for New Entrepreneurs
      http://my.opera.com/supernezar/blog/show.dml/909126
      http://clix72.blogspot.com/2011/04/konsep-4p-dalam-pemasaran.html